•
Metode Pembelajaran - Metode Problem Solving (Pemecahan
Masalah)
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) merupakan metode pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan suatu permasalahan, yang kemudian dicari penyelesaiannya dengan dimulai dari mencari data sampai pada kesimpulan. Seperti apa yang ungkapkan oleh Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain bahwa, Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. (Ibid, h. 91.) Lebih lanjut dikatakan bahwa dalam penggunaan metode problem solving mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) merupakan metode pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan suatu permasalahan, yang kemudian dicari penyelesaiannya dengan dimulai dari mencari data sampai pada kesimpulan. Seperti apa yang ungkapkan oleh Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain bahwa, Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. (Ibid, h. 91.) Lebih lanjut dikatakan bahwa dalam penggunaan metode problem solving mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus
tumbuh dari siswa sesuai dengan taraf kemampuannya.
2.
Mencari data atau keterangan yang digunakan untuk memecahkan
masalah tersebut. Misalnya dengan jalan membaca buku, meneliti, bertanya.
3.
Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan
jawaban ini tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh, pada
langkah kedua di atas.
4.
Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah
ini siswa harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa
jawaban tersebut cocok. Diperlukan metode-metode lain untuk mengujinya seperti
demonstrasi, tugas, diskusi.
5.
Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada
kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah tadi(Ibid, h. 92.)
•
Keunggulan-keunggulan metode problem solving (metode
pemecahan masalah) adalah: Pemecahan masalah (problem solving) merupakan tehnik
yang cukup bagus untuk memahami isi pelajaran.
a.
Pemecahan masalah (problem solving) dapat menantang kemampuan
siswa serta memberikan siswa kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi
siswa.
b.
Pemecahan masalah (problem solving) dapat meningkatkan
aktifitas pembelajaran siswa.
c.
Pemecahan masalah (problem solving) dapat membantu siswa
bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan
nyata.
d.
Pemecahan masalah (problem solving) dapat membantu siswa
untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggungjawab dalam pembelajaran
yang mereka lakukan. Melalui pemecahan masalah (problem solving) bisa
memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran (matematika, IPA,
sejarah, dan lain sebagainya), pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan
sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru
atau dari buku-buku saja. Pemecahan masalah (problem solving) dianggap lebih
menyenangkan dan disukai siswa.
e.
Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan
kemampuan siswa berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk
menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
f.
Pemecahan masalah (problem solving) dapat memberikan
kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki
dalam dunia nyata.
g.
Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan minat
siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan
formal telah berakhir. (Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, h. 220-221.)
•
Kelemahan-kelemahan metode problem solving (metode pemecahan
masalah) adalah:
a.
Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai
dengan tingkat berpikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan
dan pengalaman yang telah dimiliki siswa, sangat memerlukan kemampuan dan
keterampilan guru.
b.
Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ini sering
memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu
pelajaran.
c.
Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan
menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berpikir memecahkan
permasalahan sendiri atau kelompok, yang kadang-kadang memerlukan berbagai
sumber belajar, merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa. (Syaiful Bahri
Djamarah & Azwan Zain, Strategi Belajar, h. 93.) .
•
Metode Pembelajaran - Metode CTL ( Contextual Teaching and
Learning)
Contextual Teaching and Learning
(CTL) merupakan proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa
untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks
kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural), sehingga
siswa memiliki pengetahuan/ ketrampilan yang dinamis dan fleksibel untuk
mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya.
CTL disebut pendekatan kontektual
karena konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat.
Rasional
Dalam Contextual teaching and
learning (CTL) diperlukan sebuah pendekatan yang lebih memberdayakan siswa
dengan harapan siswa mampu mengkonstruksikan pengetahuan dalam benak mereka, bukan
menghafalkan fakta. Disamping itu siswa belajar melalui mengalami bukan
menghafal, mengingat pengetahuan bukan sebuah perangkat fakta dan konsep yang
siap diterima akan tetapi sesuatu yang harus dikonstruksi oleh siswa. Dengan
rasional tersebut pengetahuan selalu berubah sesuai dengan perkembangan jaman.
Penerapan CTL dalam pembelajaran
Kembangkan
pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri,
menemukan sendiri dan engkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan baru. Lakukan
sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua toipik. Kembangkan sifat keingin
tahuan siswa dengan cara bertanya. Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam
kelompok-kelompok). Hadirkan model sebagai contoh dalam pembelajaran. Lakukan
refleksi pada akhir pertemuan. Lakukan penilaian otentik yang betul-betul
menunjukkan kemampuan siswa.
Senada dengan hal tersebut diatas (Nurhadi, dkk, 2003), mengatakan CTL merupakan suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliknya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Belajar akan lebih bermakna jika anak “mengalami” sendiri, bukan “mengetahuinya”. Dengan metode CTL diharapkan dapat membuka wawasan berfikir yang beragam dari seluruh siswa, sehingga mereka dapat mempelajari berbagai konsep dan cara mengaitkannya dengan kehidupan nyata. Metode CTL sebagai pilihan untuk “menghidupkan” kelas, agar siswa belajar dengan sesungguhnya belajar (learning how to learn). Sehingga pada akhirnya diharapkan siswa tidak bosan mengikuti pembelajaran dan terjadi interaksi multi arah.
Senada dengan hal tersebut diatas (Nurhadi, dkk, 2003), mengatakan CTL merupakan suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliknya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Belajar akan lebih bermakna jika anak “mengalami” sendiri, bukan “mengetahuinya”. Dengan metode CTL diharapkan dapat membuka wawasan berfikir yang beragam dari seluruh siswa, sehingga mereka dapat mempelajari berbagai konsep dan cara mengaitkannya dengan kehidupan nyata. Metode CTL sebagai pilihan untuk “menghidupkan” kelas, agar siswa belajar dengan sesungguhnya belajar (learning how to learn). Sehingga pada akhirnya diharapkan siswa tidak bosan mengikuti pembelajaran dan terjadi interaksi multi arah.
1.
Kembangkan pemikiran bahwa anak akan
belajar lebih bermakna dengan cara bekerja
sendiri, dan mengkontruksi
sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
2.
Laksanakan sejauh mungkin kegiatan
inkuiri untuk semua topik.
3.
Kembangkan sifat ingin tahu siswa
dengan bertanya.
4.
Ciptakan masyarakat belajar.
5.
Hadirkan model sebagai contoh
pembelajaran
6.
Lakukan refleksi di akhir pertemuan
7.
Lakukan penilaian yang sebenarnya
dengan berbagai cara
•
Karakteristik pembelajaran CTL
1.
Kerjasama
2.
Saling menunjang
3.
Menyenangkan, tidak membosankan
4.
Belajar dengan bergairah
5.
Pembelajaran terintegrasi
6.
Menggunakan berbagai sumber
7.
Siswa aktif
8.
Sharing dengan teman
9.
Siswa krtis, guru kreatif
·
Metode Diskusi
Metode diskusi
adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu
masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis
untuk dibahas dan dipecahkan bersama.”(Ibid, h. 87.) Metode diskusi merupakan
salah satu metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran dengan memberikan siswa suatu permasalahan untuk diselesaikan
bersama-sama. Sehingga akan terjadi interaksi antara dua atau lebih siswa untuk
saling bertukar pendapat, informasi, maupun pengalaman masing-masing dalam
memecahkan permasalahan yang diberikan oleh guru. Dengan demikian diharapkan tidak
akan ada siswa yang pasif. Tujuan penggunaan metode diskusi dalam kegiatan
pembelajaran seperti yang diungkapkan Killen (1998) adalah ” tujuan utama
metode ini adalah untuk memecahakan suatau permasalahan, menjawab pertanyaan,
menambah dan memahami pengatahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan.”
(Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, h. 154.) Metode diskusi sangat tepat
digunakan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam bekerjasama untuk
memecahkan masalah serta melatih siswa untuk mengeluarkan pendapat secara
lisan. Dalam pembelajaran matematika metode diskusi sangat tepat digunakan pada
materi-materi yang menantang untuk sama-sama dipecahkan, misalnya materi
bangun-bangun geometri, peluang dan konsep bilangan. Adapun dalam
pelaksanaan metode diskusi, guru harus benar-benar mampu mengorganisasikan
siswa sehingga diskusi dapat berjalan seperti yang diharapkan. Menurut Bridges
(1979) dalam pelaksanaan metode diskusi, guru harus mengatur kondisi yang
memungkinkan agar: Setiap siswa dapat berbicara mengeluarkan gagasan dan
pendapatnya. Setiap siswa harus saling mendengar pendapat orang lain. Setiap
harus dapat mengumpulkan atau mencatat ide-ide yang dianggap penting.
Melalui diskusi setiap siswa harus dapat mengembangkan pengatahuannya
serta memahami isu-isu yang dibicarakan dalam diskusi. (Ibid, h. 155.) Setiap
metode pembelajaran pasti memiliki keunggulan dan kelemahan, begitu juga dengan
metode diskusi. Ada beberapa keunggulan dari metode diskusi, yaitu: Siswa
memperoleh kesempatan untuk berpikir. Siswa mendapat pelatihan mengeluarkan
pendapat, sikap dan aspirasinya secara bebas. Siswa belajar bersikap toleran
terhadap teman-temannya. Diskusi dapat menumbuhkan partisipatif aktif
dikalangan siswa. Diskusi dapat mengembangkan sikap demokratif, dapat menghargai
pendapat orang lain. Dengan diskusi, pelajaran menjadi relevan dengan kebutuhan
masyarakat. (Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung: Alfabeta,
2008), h. 208.) Di samping itu juga, ada beberapa kelemahan-kelemahan
penggunaan metode diskusi, di antaranya: Diskusi terlalu menyerap waktu. Pada
umumnya siswa tidak terlatih untuk melakukan diskusi dan menggunakan waktu
diskusi dengan baik, maka kecenderungannya mereka tidak sanggup berdiskusi.
Kadang-kadang guru tidak sanggup memahami cara-cara melaksanakan diskusi, maka
kecenderungannya diskusi tanya jawab. (Ibid, h. 209.)
Langkah-langkah
diskusi :
Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat mempengaruhi
kelancaran diskusi
Memberikan pengarahan asebelum berdiskusi
Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah
ditetapkan
Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta
diskusi untuk mengeluarkan gagasan
Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang
di bahas
·
Metode Eksperimen
Metode eksperimen
(percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan
dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajar.”(Syaiful Bahri
Djamarah & Azwan Zain, Strategi Belajar, h. 84.) Dalam kegiatan
pembelajaran yang menggunakan metode eksperimen, siswa diiberikan kesempatan
untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti proses,
mengamati objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan tentang suatu
permasalahan terkait materi yang diberikan. Peran guru sangat penting pada
metode eksperimen, khususnya dalam ketelitiandan kecermatan sehingga tidak
terjadi kekeliruan dan kesalahan memaknai kegiatan eksperimen dalam kegiatan
pembelajaran. Pemahaman siswa akan lebih kuat dan mendalam jika siswa diberikan
kesempatan untuk mengalami secara langsung dalam suatu proses, analisis dan
pengambilan kesimpulan terhadap suatu masalah. Hal ini akan menimbulkan
kepercayaan pada siswa bahwa yang dipelajari merupakan suatu yang benar dan
dapat dipertanggungjawabkan. Pembelajaran matematika dikatakan ilmu pasti, yang
artinya bahwa setiap pernyataan dalam matematika dapat dibuktikan secara
analitis dan logis. Mengingst hal tersebut maka metode eksperimen sangat
dibutuhkan dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi-materi yang
membutuhkan keterlibatan siswa secara langsung, misalnya materi Peluang, Konsep
bilangan, dan Bangun-bangun geometri. Keunggulan-keunggulan metode eksperimen
adalah: Metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran dan
kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri dari pada hanya menerima kata guru
atau buku saja. Dapat mengembangkan sikap untuk studi eksploratis tentang sains
dan teknologi, suatu sikap dari seorang ilmuan. Metode ini didukung oleh
azas-azas didaktik modern. (Syaiful Sagala, Konsep dan Makna, h. 220-221.)
Kelemahan-kelemahan metode eksperimen adalah: Metode ini lebih sesuai dengan
bidang-bidang sains dan teknologi. Metode ini memerlukan berbagai fasilitas
peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal. Metode ini
menuntut ketelitian, keuletan dan dan ketabahan. Setiap percobaan tidak selalu
memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang
berada di luar jangkauan kemampuan dan pengendalian. (Syaiful Bahri Djamarah
& Azwan Zain, Strategi Belajar, h. 85.)
Langkah-langkah
eksperimen :
1.Menerangkan metode eksperimen
2.membicarakan terlebih dahulu permasalahan yang akan dibahas
3.menyiapkan alat-alat serta langkah-langkah metode
4.mengumpulkan laporan,memproses kegiatan
2.membicarakan terlebih dahulu permasalahan yang akan dibahas
3.menyiapkan alat-alat serta langkah-langkah metode
4.mengumpulkan laporan,memproses kegiatan
·
Metode Inquiri
Metode
inquiry merupakan metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar
berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa
lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan
masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Peranan
guru dalam pembelajaran dengan metode inquiry adalah sebagai pembimbing dan
fasilitator. Tugas guru adalah memilih masalah yang perlu disampaikan kepada
kelas untuk dipecahkan. Namun dimungkinkan juga bahwa masalah yang akan
dipecahkan dipilih oleh siswa. Tugas guru selanjutnya adalah menyediakan sumber
belajar bagi siswa dalam rangka memecahkan masalah. Bimbingan dan pengawasan
guru masih diperlukan, tetapi intervensi terhadap kegiatan siswa dalam
pemecahan masalah harus dikurangi (Sagala, 2004)
Adapun tujuan dari metode inkuiri
adalah sebagai berikut:
a) Meningkatkan
keterlibatan peserta didikdalam menemukan dan memproses bahan pelajarannya.
b) Mengurangi
ketergantungan siswa pada guru untuk mendapatkan pelajarannya
Melatih peserta didik dalam menggali dan memanfaatkan lingkungan asebagai sumber belajar yang tidakada habisnya
Melatih peserta didik dalam menggali dan memanfaatkan lingkungan asebagai sumber belajar yang tidakada habisnya
c) Memberi
pengalaman belajar seumur hidup
d) Meningkatkabn
ketrlibatan peserta didikdalam menemukan dan memrosesbahan pelajarannya.
e) Mengurangi
ketergantungna peserta didik padaguru untuk mendaopatkan pengalaman belajarnya
f)
Melatih peserta didik menggali dan memanfaaatkan liongkunean sebagai sumber
belajar yang tidak ada habisnya.
g) Memberi pengalaman
belajar seumur hidup
Langkah-langkah yang ditempuh dalam
penggunaan metode inkuiri menurut Ibrahim dan Nur, (2000: 13), antara lain
sebagai berikut:
1. Orientasi siswa pada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
, menjelaskan logistik yangdibutuhkan dan memotivasi siswa terliibat pada
aktivitas pemecahan masalah.
2. Mengorganisasikan siswa dalam
belajar
Guru membantu siswa adalam
mengidentifikasi dan mengorganisasikan tugas tugas yang berkaitan dengan
masaklah serta menyediakan alat
3. Membimbing penyelidikan individual
maupun kelompok
Guru mendporongsiswa untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen yangberkaitan
dengan pemecahan masalah
4. Menyajikan atau mempresentasdikan
hasil kegiatan
Guru membantu siswa dalam
merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan model yang
membantui mereka untuk berbagi tugas dengantemannya.
5. Mengevaluasi kegiatan
Guru membantu sisa untuk merefleksi
pada penyelidikan dan proses penemuan yang digunakan